Laman

Senin, 27 November 2017

Perpustakaan

Hai.

Aku masih sama, suka menyendiri di pojokan sambil membaca buku. Yah, meski di waktu yang lain aku juga ribut bersama gengs yang memang tanpa aku pun sudah ribut. Tapi, kami sama, tak suka menghabiskan banyak uang untuk hal-hal yang nggak terlalu penting. Jika makan bisa lima ribu, maka makan hingga sepuluh ribu adalah pemborosan. Begitulah.

Sekarang aku di perpustakaan kampus yang view-nya hmmm cantik banget. Langit mendung, dinding kaca yang menghadap langsung ke Merapi, bangunan-bangunan, dan lalu-lalang kendaraan. Cantik banget. Di telingaku ada Owl City yang mengulang-ulang lagu If My Heart Was A House dan Vanilla Twillight. Aku nganggur sejak setengah jam yang lalu, setelah selesai mengumpulkan jurnal-jurnal yang akan aku review malam nanti,

Aku agak benci rumah akhir-akhir ini. Maka, sebisa mungkin aku meghabiskan "jatah berada di luar"-ku untuk benar-benar berada di luar, hehe. Anyway, aku nggak pernah hanging out yang jalan-jalan di mall, atau nongkrong di kafe, atau nonton bioskop. Definisi mainku sama temen-temen adalah baca buku sendiri-sendiri di kos si Anu, atau nonton film Psikologi bareng di kos si Anu dan kemudian mendiskusikan filmnya.

Itulah yang aku benci. Kenapa aku harus begitu dicurigai, ketika aku bahkan nggak melakukan apa yang bahkan anak-anak lain normalnya lakukan--jalan, main, sesekali nongkrong.

Btw, aku baru saja bergabung dalam tim riset Pak Mustadin. Ramah syekaliiihh ^^. Aku bersyukur banget, Tuhan bukakan jalan lain. Sebab aku begitu kecewa nggak bisa jadi asisten Pak Very atau Bu Arum, Tuhan kasih aku jalan di sini. Well, doakan semoga aku nggak kena seleksi alam! Aku bakalan serius ngerjakan riset ini. Apalagi outputnya adalah inventori, hmmm.

Au Revoir ^^