Laman

Rabu, 24 Januari 2018

Arima Kousei dan Kejujuran di Bulan Nopember

Aku di sini lagiii ^^

Here I am, finishing the job that should have done days ago, wkwk. Gapapa yaa, kalo kata Gamaliel, semua orang menyuruhmu berlari, tapi nggak pernah ada yang peduli apakah kamu terluka atau baik-baik saja, jadi "would you slow down?" ehehe. Btw, ini bukan pembelaan. Aku betul sibuk sejak minggu kemarin. Semalem sudah kelar semua sebetulnya, tapi wifi rumah mati, dan aku ga mungkin pergi keluar malam-malam.

Finally! Tugasku kelar sebelum deadline yeay! ^^

Ngomong-ngomong, liburan ini betul-betul produktif sampai aku nggak ngerasa libur, ehehe. Aku ke kampus beberapa kali seminggu, bawa pulang beberapa tugas rumah, pergi jualan ke Gunung Kidul, rekap barang masuk dan keluar, dan jadi mbak rumah tangga beberapa hari, wkwk. Yaaa, mamah-abah sempat ke Ponorogo beberapa hari, jadilah aku yang masak dan ngurusin urusan rumah lainnya, hehe.

Tadi, secara nggak sengaja, ketika aku ada di lampu merah, aku lihat gantungan kunci Kousei-ku. Aku tiba-tiba mikir, Kousei menandai hari pertama aku menjadi diriku sendiri ya. Aku lepas gantungan kunci yang sama dengan motor-motor lain di rumah dan menggantinya dengan Kousei. Setelah itu, aku melawan diriku sendiri dengan mengatakan apa yang selama ini ingin sekali aku katakan. Aku nangis, iya, seperti biasanya. Tapi aku terus bicara. Aku nggak lantas berhenti seperti sebelum-sebelumnya. Aku terus bicara, aku menolak diinterupsi. Semuanya berhasil keluar dari mulutku.

Aku sedikit banyak bangga juga bahwa aku selangkah lebih dekat dengan diriku sendiri. (Hey myself, wait for me upstairs!). Aku mengatakan semuanya, bahwa aku punya mimpi yang lain, bahwa cita-citaku mungkin berbeda, begitu pula caraku untuk menuju ke sana. Aku bukan anak perempuan manis yang penurut lagi.

Ehehe. Aku mau nangis dan tertawa bersamaan sekarang.

Salam dariku untuk diriku sendiri yang sedang menunggu beberapa langkah di depan.
Aku akan segera sampai :)